Kamis, 22 Agustus 2019

Fiqih Imamah fii Jama'ah




Fadilah Mengimami Shalat Berjama’ah


Imam memiliki keutamaan yang sangat agung sekali, maka tidak sembarang orang boleh menjadi imam. Namun dipilihkan dari kalangan orang-orang yang shalih lagi ahli membaca Al-Qur’an serta memiliki pengetahuan ilmu yang luas. Berikut kami nukilkan fatwa tentang keutamaan imam ;

فإمامة الصلاة وظيفة شريفة وفضلها عظيم لكون الإمام ضامناً للمأمومين صلاتهم، وهي وظيفة أئمة الخير والصلاح، قال شيخ الإسلام ابن تيمية في شرح العمدة: وقد روي عن داود بن أبي هند قال: حدثت أن رجلا أتى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: مرني بعمل أعمله، قال: كن إمام قومك، قال: فإن لم أقدر، قال: فكن مؤذنهم. رواه سعيد.


Imam shalat ialah tugas yang mulia dan keutamaannya sangat agung, karena imam itu menjadi penentu shalat makmumnya. Dan imam ini merupakan kedudukan orang-orang yang baik dan shalih. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata di dalam kitab Syarhul ‘Umdah : Dan Dawud bin Abi Hind telah meriwayatkan berkata aku diberitahu bahwa ada seorang lelaki mendatangi nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, printahkan aku untuk melakukan sebuah amalan.
Nabi bersabda, jadilah imam bagi kaummu. Ia berkata, jika aku tidak mampu?. Nabi menjawab, maka jadilah muadzin bagi mereka ! riwayat ini diriwayatkan oleh Said.


Dalam fatwa lain disebutkan ;

فالإمامة في الصلاة لها فضيلة في نفسها، فمن تقلدها وقام بحقها فقد حصل على أجر عظيم، وقد تولاها النبي صلى الله عليه وسلم والخلفاء الراشدون من بعده، ولم يتولوا الأذان وهم لا يختارون إلا الأفضل؛ ولأن الإمامة يختار لها من هو أكمل حالاً وأفضل، ولذلك ذهب أكثر الفقهاء إلى أن تولي الإمامة أفضل من تولي الأذان. وأما الثواب بين الإمام والمأموم فمشترك، كما أشار إلى ذلك العز بن عبد السلام في قواعد الأحكام، حيث قال:ومنهم من فضل الإمامة لتسبب فضل الإمامة إلى إفادة فضل الجماعة لنفسه وللحاضرين، وصلاة الجماعة تزيد على صلاة المنفرد بخمس وعشرين درجة أو سبع وعشرين درجة على ما جاءت به السنة، ولا يوجد مثل هذا في الأذان، فإن قيل: هل يؤجر المؤتم على إفادته الإمام فضل الجماعة؟ قلنا: نعم، لقوله عليه السلام: (من يتصدق على هذا؟). اهـ
والله أعلم.


Kedudukan imam di dalam shalat itu memiliki keutamaan tersendiri, barangsiapa melaksanakannya dengan baik maka ia akan mendapatkan pahala yang agung. Dan nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengemban tugas menjadi imam demikian pula Khulafa’ur Rasyidin setelah beliau. Dan mereka tidak mengemban tugas untuk adzan, dan mereka tidaklah memilih sesuatu kecuali yang paling utama.

Dan kerana imam itu dipilih dari pribadi yang paling sempurna dan utama keadaanya. Maka dari itu mayoritas para ulama ahli fikih memilih pendapat bahwa tugas imam itu lebih utama dari tugas muadzin/tukang adzan.
Dan bahwasanya pahala antara imam dan makmum itu berserikat sebagaimana yang diisyaratkan oleh Imam Izz Ibnu Abdissalam di dalam Qawa’idul Ahkam beliau berkata :

Diantara para ulama ada yang lebih memilih kedudukan imam dikarenakan sebab imam ini menjadi perantara berlipatnya pahala ketika shalat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dan shalat jama’ah itu lebih utama dari shalat sendiri sebanyak dua puluh lima derajat atau dua puluh tujuh derajat berdasarkan apa yang telah disebutkan di dalam sunnah. Dan ini tidak didapati di dalam adzan.
Dan apabila dikatakan apakah orang yang ditemani imam melaksanakan shalat mendapatkan berlipatnya pahala shalat jama’ah ? kami katakan, iya berdasarkan sabda nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ; Siapa yang mau bersedekah pada orang ini (menemani shalat orang yang belum shalat agar ia bisa berjamaah-pent). Wallahu a’lam.
Berawal dari khotbah jum’at di masjid Baitul Ilmi, tentang keutamaan sholat wajib berjama’ah di masjid bagi muslim laki-laki. Terasa sangat menggugah hati. Walo pun beberapa sudah pernah dengar. Berikut beberapa poin-poin yg saya tangkap.
Sholat adalah syari’at yg istimewa. Karena untuk mendapat perintah sholat, Rosululloh langsung dari Alloh dengan Isro’ Mi’raj. Jadi sholat adalah syari’at yg istimewa.
Sholat menjadi amal yg pertama di khisab di akhirat nanti. Jika baik sholatnya, baik juga amal2 yg lain. Tapi kalo sholatnya bermasalah, amal yg lain juga bermasalah.
Keutamaan sholat wajib berjama’ah dimasjid. Sholat wajib berjama’ah di masjid memiliki kelebihan 27 derajat dibanding sholat sendirian.
Kadang kita cuma berhenti disitu. Padahal masih ada lanjutannya. “Satu derajatnya sama dengan 500 tahun beribadah.” 500 dikali 27 kan sama dengan banyak (males ngitung. Hehehe). jadi kalo kita sholat sendirian, kita kehilangan keutamaan 500 x27 kebaikan. Kalo dipikir lagi, rugi banget ya..
Walau pun Rosululloh SAW tidak menghukumi wajib sholat wajib di masjid, tapi Rosululloh SAW tidak pernah sekali pun mencontohkan sholat wajib sendirian di rumah. Kalo dipikir lagi, “Terus siapa lagi klw gitu yang mau ditiru selain Kanjeng Nabi Muhammad SAW?”
Pernah ada seorang tua buta yg jarak dari rumah ke masjid jaraknya 3 kebun korma (mungkin sekitar 2-3 km) menghadap Rosululloh u/minta dispensasi sholat dirumah. Rosululloh kemudian terdiam. Lalu bertanya,”apakah kamu masih mendengar suara adzan?”
Sang pria tua buta menjawab, “masih Ya Rosululloh.”
“Kalau begitu kamu tetap lah sholat wajib berjama’ah di masjid.”
Kalo dipikir lagi, itu yg pria tua. Buta lagi. Rosululloh masih memerintahkan sholat di masjid. Apalagi kita yg masih muda, sehat dan sempurna.
Yg terakhir ini serem. Saya sendiri takut. Jadi Rosululloh pernah dg jengkel bersabda, “ingin rasanya kuperintahkan sebagian sahabatku untuk mendirikan sholat wajib berjama’ah di masjid. Lalu aku berkeliling membawa kayu bakar. Akan ku bakar rumah orang-orang yg tidak mau sholat wajib berjama’ah dimasjid bersama dengan orang2 di dalamnya.”
Walau pun tidak pernah dilaksanakan, tapi itu cukup menggambarkan kejengkelan Rosululloh.
Kalo dipikir lagi orang yg sangat kita harapkan syafa’atnya aja jengkel, trus siapa yg kita harapkan syafa’atnya di akhirat nanti???
Saya belum pernah menemui perbedaan pendapat tentang keutamaan sholat wajib berjama’ah di masjid. Baik dari golongan NU, maupun yg sering dilabeli wahabi sama-sama menganjurkan sholat wajib berjama’ah di masjid.
Ini sekaligus mengakhiri perdebatan mengenai sholat di awal waktu.
Yah, walo pun terlihat berat, saya berkomitmen untuk mencobanya. Dan semuanya memang harus dilatih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjaga kehormatan, ikhlas, malu dan zuhud

Salah satu hal terpenting dalam membangun kepribadian seseorang muslim adalah sikap terhadap diri, orang lain dan lingkungan sekelilingnya. ...