Kedudukan Shalat
الصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنِ, فَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ
الدِّيْنَ وَمَنْ تَرَـــكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنَ (رواه البيهقي)
Sholat adalah tiang agama, barangsiapa melaksanakannya berarti ia
telah menegakan agamanya dana barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah
meruntuhkan agamanya. (H.R. Baihaqi)
Hadis ke-2
Akibat Melalaikan Shalat
مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ اِلَّا بُعْدًا (الحديث)
مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ اِلَّا بُعْدًا (الحديث)
Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji
dan munkar, maka ia hanya akan bertambah jauh dari Alloh (al Hadits)
Hadis ke-3
Keutamaan Shalat
Berjama’ah
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ اَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَدِ بِسَبْعٍ
وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً (متفق عليه)
Sholat berjama’ah lebih utama daripada sendirian, dengan pahala setimpal
dengan 27 derajat. (HR. Bukhari Muslim)
Hadis ke-4
Tanda Iman Seorang
Mukmin
اِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ بِاْلـمَسَاجِدِ فَاْشَهَدُوْا
لَهُ باِلْاَيِمَانِ (رواه احمد)
Jika
kalian melihat seseorang yang bolak-balik pergi ke masjid-masjid Alloh, maka
saksikanlah bahwa ia adalah seorang mukmin.
(HR. Ahmad)
Mencari
Ilmu
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ
(رَوَاهُ
مُسْلِمٌ)
Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka Alloh mudahkan
baginya jalan ke surga. (HR. Muslim).
Hadis ke-6
Ciri-ciri
Menyia-nyiakan Ilmu
مَنْ اَرَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ
مِنَ اللهِ اِلَّا بُعْدًا (الحديث)
Barangsiapa yang berkehendak mendapatkan ilmu, namun tidak menambah
hidayah, maka ia hanya akan bertambah jauh dari Alloh.
(al Hadits)
Hadis ke-7
Ta’at
مَنْ اَطَاعَنَى فَقَدْ اَطَاعَ اللهِ وَمَنْ عَصَانِي
فَقَدْ عَصَا اللهَ وَمَنْ يُطِعِ اْلاَمِيْرَ فَقَدْ اَطَاعنَي ِ وَمَن يَعْصِ
الْاَمِيْرَ فَقَدْ عَصَانِي (رواه مسلم)
Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia sudah taat kepada Alloh.
Barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia telah maksiat kepada Alloh.
Barangsiapa yang taat kepada pemerintah, maka is berarti ia ta’at kepadaku.
Barangsiapa yang maksiat kepada pemerintah, maka ia telah maksiat kepadaku (HR.
Muslim)
Hadis ke-8
Keutamaan Shadaqah
اِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ
الرَّبِّ وَ تَدْفَعُ عَنْ مِيْتَةِ السُّوْءِ(رَوَاهُ التُّرْمِيْذِي)
Sesungguhnya shadaqah itu benar-benar memadamkan murka Tuhan, dan
menolak dari kematian yang mendadak (HR. Turmizi).
Hadis ke-9
Membantu Saudara Mukmin dalam Kesulitan
مَنْ نَفَّسَ مِنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ (رَوَاهُ
مُسْلِمٌ)
Barangsiapa yang membantu
mengilangkan kesulitan seorang muslim di dunia, Alloh akan hilangkan
kesulitannya pada hari kiamat
(HR. Muslim)
Hadis ke-10
Menyayangi Anak Yatim
اَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا
وَاَشَارَ اِلَى السَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Aku bersama
dengan penanggung anak yatim di dalam surga seperti begini (waktu
itu) Nabi Muhammad saw mengacungkan dengan jari
telunjuknya dan jari tengahnya
dengan merenggangkan. Artinya jari
telunjuk dan jari tengah berjejer begini seperti Nabi berjejer dengan seorang
yang menaggung anak yatim. (H.R. Bukhori dan Muslim).
Hadis ke-11
Tiga Perkara yang tidak akan Putus-putus
Pahalanya
اِذَا مَاتَ ابْنُ ءَادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ
ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُوْ لَهُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Hadis
ke-12
Allah Berkuasa Mengangkat Ilmu ke Langit
اِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ اْلعِلْمَ اِنْتِزَاعًا
يَنْتَزِعُهُ الْعِبَادُ وَلَكِنْ يَقْبِضُ اْلعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ
حَتَّى اِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمٌ اِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُسَاءَ جُهَالًا
فَسُئِلُوْافَافْتُوْابِغَيْرِعِلْمٍ فَضَلُّوْا وَاَضَلُّوْا
(رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ
وَمُسْلِمٌ عَنِ ابْنِ عُمَرَ)
Sesungguhnya Alloh
tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari hamba dengan langsung cabut saja, tetapi mencabut ilmu pengetahuan dengan
mencabut ulama, sehingga apabila sudah tiada ada lagi seorang alim, manusia
akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila mereka ditanya kemudian berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan
menyesatkan (H.R. Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar).
Hadis ke-13
Hanya Amal Salih yang Dibawa Mati
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثٌ اَهْلُهُ وَمَالُهُ
وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ اِثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَرْجِعُ اَهْلُهُ وَمَالُهُ
وَيَبْقَى عَمَلُهُ (رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ مُسْلِمٌ)
Ada tiga hal
yang mengikuti mayit: keluarga, harta dan amalnya. Lalu dua hal kembali dan satu tetap (mengikuti). Keluarga dan harta yang kembali dan amal yang tetap
(mengikuti mayit). (Al-Hadis).
Hadis ke-14
Memperbaiki Niat
اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ
امْرِئٍ مَا نَوَى(رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Sesungguhnya
sah atau tidaknya amal itu terletak niatnya. Dan bahwasanya setiap orang akan
memperoleh buah amal sesuai dengan niatnya . (HR. Al-Bukhori).
Hadis ke-15
Syarat Diterima
Amal
لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنَ الْعَمَلِ اِلَا مَاكَانَ لَهُ
خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهٍ)
Allah tidak akan menerima suatu perbuatan, melainkan amal
yang dikerjakan karena ikhlas terhadap Allah semata, dan menurut keridoan-Nya. (HR. Ibnu
Majah).
Hadis ke-16
Tanda-tanda
Kiamat sudah Dekat
بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ الصَّالِحَاتِ فَسَتَكُوْنُ
فِتَنٌ كَقِطَعِ اللَّيْلِى الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ
كَافِرًا وَيُمْسِيْ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ
بِعَرَضٍ مِنَ الذَّنْبِ
(رَوَاهُ
اَحْمَدُ)
Bersegeralah kalian
beramal salih, kelak akan ada berbagai
fitnah seperti bahayanya malam yang gelap gulita seorang menjadi mukmin
dan kafir dan ada kalanya kemarin kafirsekarang mukmin menjual agamanya dengan
dosa. (H.R.
Ahmad).
Hadis ke-17
Menyebarkan Salam
اَوَلَا اَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ اِذَا فَعَلْتُمُوْهُ
تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوْاالسَّلَامَ بَيْنَكُمْ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maukah kamu saya tunjukan pada sesuatu, apabila kamu jalankan maka kamu
akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kamu sekalian! (HR. Muslim)
Hadis ke-18
Berjabat tangan
تَصَافَحُوْا يَذْهَبِ الْغِلُّ عَنْ قُلُوْبِكُمْ
(رَوَاهُ اْلبَيْهَقِيُّ)
Hendaklah
engkau suka berjabat tangan,
karena berjabat tangan itu bisa menghilangkan kebencian dalam hati (HR. Baihaqi).
Hadis ke-19
Amanat
اِذَا ضُيِّعَتِ اْلاَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
(رَوَاهُ اَحْمَدُ)
Apabila amanat sudah disia-siakan, maka tunggu sajalah
masa kehancurannya (HR. Ahmad).
Hadis ke-20
Amar Ma’ruf dan Nahyi Munkar
مَنْ رَاَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ
فَاِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ
وَذَالِكَ اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Barangsiapa
yang meilaht kemunkaran, hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Apabila
tidak mampu, maka dengan lidahnya, maka apabila tidak mampu (juga), maka dengan
lidahnya (yakni diam saja) dan itulah iman yang paling lemah. (HR. Muslim).
Hadis ke-21
Mengajak Berbuat Baik
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ اَجْرُ اَمْثَالِهِ
(رَوَاهُ اَحْمَدُ)
Barangsiapa
yang memberikan petunjuk kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala
seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu. (HR. Ahmad dan lainnya).
Hadis ke-22
Katakan Kebanaran Walau Terasa Pahit
قُلِ الْحَقُّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا (رَوَاهُ ابْنُ
حِبَّانٍ)
Katakan dengan hak (menurut yang sebenarnya) meskipun
rasanya pahit. (HR. Ibnu Hiban).
Hadis ke-23
Perumpamaan Orang-orang Mukmin
تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ
وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ اِذَا اشْتَكَى عَضُوٌّ تَدَاعَي لَهُ سَائِرُالْجَسَد
ِبالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ)
Kamu akan melihat
kaum muslim dalam saling menyayangi, saling mencintai dan saling mengasihi
bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota saja sakit, maka tertariklah bagian
anggota tubuh yang lain ikut sakit dengan tak dapat tidur dan badan panas. (HR. Bukhori
Muslim).
Hadis ke-24
Damai Mendamaikan
اَلَا اُخْبِرُكُمْ بِاَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِالصِّيَامِ
وَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ قَالُوْا بَلَى قَالَ اِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ
فَاِنَّ فَسَادَذَاتِ اْلبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ (رَوَاهُ اَبُوْدَاوُدَ
وَالتُّرْمِيْذِيُّ)
Maukah aku
beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, sholat dan shodaqoh.
Jawab sahabat : Tentu mau. Sabda Nabi saw : Yaitu mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu adalah perusak
agama. (HR. Abu Dawud dan Turmidzi).
Hadis ke-25
Berbohong untuk Mendamaikan
لَيْسَ اْلكَذَّابُ الَّذِيْ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ
(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Tidaklah termasuk pendusta orang yang mendamaikan orang-orang yang
bersengketa (HR. Bukhori Muslim).
Hadis ke-26
Takdir Allah
اُطْلُبُوْا الْحَوَائِجَ بِعِزَّةِ اْلاَنْفُسِ فَاِنَّ
اْلاُمُوْرَ تَجْرِي بِالْمَقَادِيْرِ(رَوَاهُ ابْنُ عَسَاكِرَ)
Carilah
keperluan hidup untuk menjaga kehormatan diri sendiri, karena sesungguhnya
semua perkara terjadi menurut takdir Alloh. (HR. Ibnu Asakir).
Hadis ke-27
Ucapan Ketika Mendapat Musibah
وَاِنْ اَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ اَنَّنِيْ
فَعَلْتُ لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا, وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
" فَاِنْ لَوْ " تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Apabila kamu mendapatkan musibah, janganlah engkau mengatakan :
Andaikata saya berbuat begini, pasti begini-begini. Tetapi katakanlah : Telah
ditakdirkan Alloh, apa yang Alloh kehendaki, Alloh membuatnya. Karena ucapan :
“Andaikata, sekiranya “, itu membuka amalan setan. (HR. Muslim).
Hadis ke-28
Ulama dan Penguasa
صِنْفَانِ مِنْ اُمَّتِىْ اِذَا صَلَحَا صَلَحَ النَّاسُ
جَمِيْعًا وَاِذَافَسَدَا فَسَدَ النَّاسُ جَمِيْعًا اْلعُلَمَاءُ وَاْلاُمَرَاءُ
(الْحَدِيْثُ)
Dua golongan,
jika baik keduanya, baik pula seluruh manusia, dan jika rusak, rusak pula
seluruh manusia, yaitu : Ulama dan
Penguasa.
(al-Hadis).
Hadis ke-29
Berbakti kapada Orang Tua
بِرُّوْا اَبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَاءُكُمْ
(رَوَاهُ الطَّبْرَانِىُّ)
Berbaktilah
kepada kedua ibu bapakmu, pasti nanti anak-anakmu akan berbuat baik (bakti)
kepadamu. (HR. Thobroni).
Hadis ke-30
Ridla Allah Tergantung Ridla Orang Tua
رِضَا اللهِ فِى رِضَااْلوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى
سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ (رَوَاهُ اْلتُرْمِيْذِيُّ)
Keridoan Alloh
tergantung keridoan kedua ibu bapak, dan kutukan Alloh tergantung pada kutukan
kedua ibu bapaknya. (HR. Turmidzi).
Hadis ke-31
Keridoan Ibu
الْجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ (رَوَاهُ
اْلاِمَامُ اَحْمَدُ)
Surga itu
terletak di bawah telapak kaki para ibu (HR. Imam Ahmad)
Hadis ke-32
Kedudukan Ibu dan Ayah
جَاءَرَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ مَنْ اَحَقُّ
النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِىْ؟ فَقَالَ:اُمُّكَ.ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:اُمُّكَ,ثُمَّ
مَنْ؟قَالَ:اُمُّكَ,ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:اَبُوْكَ(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Seorang
laki-laki mengahadap Rasululloh saw., lalu berkata : Ya Rasululloh, siapakah
yang paling berhak menjadi sahabatku? Beliau menjawab : Ibumu, sahabat itu
bertanya lagi : Siapa lagi? Jawab beliau: Ibumu. Tanyanya lagi : Siapa lagi?
Jawab beliau : Ibumu. Tanyanya lagi : Siapa lagi? Jawab beliau : Ibumu.
Tanyanya lagi : Siapa lagi? Jawabnya : Bapakmu, (HR. Bukhori Muslim).
Hadis ke-33
Berbakti kepada Orang Tua setelah Wafatnya
بَيْنَمَانَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَرَسُوْلِ اللِه
اِذْجَاءَرَجُلٌ مِنْ بَنِيْ سَلَمَةَ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ
بِرِّاَبَوَيَّ شَيْءٌ اَبَرُّهُمَابِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ
الصَّلَاةُ وَاْلاِسْتِغْفَارُلَهُمَا وَاِنْفَاذُعَهْدِهِمَامِنْ
بَعْدِهِمَاوَصِلَةُ الرَّحْمِ الَّتِى لَاتُوْصَلُ اِلَّابِهِمَاوَاِكْرَامُ
صَدِّيْقِهِمَا
Pada waktu
saya duduk bersam rasulillah saw, tiba-tiba seorang Bani Salamah datang, lalu
bertanya : Ya Rosulloh, apakah masih dapat saya lakukan untuk berbakati kepada
kedua ibu bapakku sesudah meninggalnya?
Nabi saw menjawab : Ad, yaitu, berdo’a, istigfar untuk keduanya dan
memenuhisegala janjinya, menjaga silaturahim yang harus dihubungkan
lantarannya. Selain itu menghormati dan memuliakan teman-temannya dahulu. (HR.
Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hiban).
Hadis ke-34
Dosa yang Disegerakan Siksaaannya
كُلُّ الذُّنُوْبِ يُؤَخِّرُاللهُ تَعَالَى مَاشَاءَ
مِنْهَا اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ اِلَّا عُقُوْقَ اْلوَالِدَيْنِ فَاِنَّ اللهَ
تَعَالَى يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِى الْحَيَاةِ قَبْلَ
الْمَمَاتِ (رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ)
Semua dosa
akan Alloh Ta’ala tangguhkan mana saja Dia suka sampai hari kiamat ekcuali
durhaka kepada kedua orangtua. Maka sesungguhnya akan Alloh percepat balasan bagi
yang durhaka kepadda mereka berdua dalam
hidupnya sebelum mati. (HR. Tobroni ).
Hadist ke-35
Menghormati yang Lebih Besar
dan Menyayangi yang Lebih Kecil
لَيْسَ مِنَّامَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَاوَلَمْ
يَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيْرَنَا(رَوَاهُ اَبُوْدَاوُدَ وَالترُّمِيْذِيُّ)
Tidak termasuk
golonganku, orang yang tidak menyayangi
yang kecil dan menghormati yang tua. (HR. Abu Dawud dan Turmidzi).
Hadis ke-36
Bermuka Manis
لَاتَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْاَنْ
تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya sekedar bertemu kawan dengan muka yang manis. (HR. Muslim).
Hadis ke-37
Bertetangga
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ
اْلاَخِرِفَلْيُحْسِنْ اِلَى جَارِهِ (رَوَاهُ اْلبُخاريُّ وَ مُسْلِمٌ)
Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari
akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Doa golongan manusia yang tidak akan dilihat Allah nanti pada hari kiamat, yaitu orang yang memutuskan
silaturahmi dan tetangga yang buruk. (HR. Dilami).
Hadist ke-39
Do’a yang diijabah
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ
مُسْتَجَاَباتِ لَا شَكَّ فِـْيِهنَّ : دَعْوَةُ اْلوَالِدِ وَدَعْوَةُ
الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ (رَوَاهُ اْلبُخَارِيْ)
Tiga do’a yang yakin tidak akan ditolak oleh
Allah Ta’ala, yakni :
1. Do’a orang tua untuk seorang anak;
2. Do’a orang yang dalam perjalanan.
3. Do’a orang yang tersakiti.
(HR. Bukhari)
Hadis ke-40
Tawadlu
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَاللهُ
عَبْدًابِعَفْوٍاِلَّاعِزًّا وَمَاتَوَاضَعَ اَحَدٌ لِلَّهِ اِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
(رَوَاهُ َمُسْلِمٌ)
Tidak akan
berkurang harta benda karena disedekahkan, dan Alloh tidak Dan Alloh tidak akan menambah pada seseorang
yang memaafkan melainkan kemuliaan dan tidak ada yang bertawadlu karena
Alloh,melainkan Alloh memuliakannya. (HR. Muslim).