Kamis, 20 September 2018

Ayyuhat Thalabah (Kumpulan Hadis-hadis Rasulullah Saw tentang Akhlaq Sehari-hari)


1st View
Fascinating View Of Hatoy (2008)

Hadis Ke-1
Kedudukan Shalat
الصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنِ, فَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْنَ وَمَنْ تَرَـــكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنَ (رواه البيهقي)
Sholat adalah tiang agama, barangsiapa melaksanakannya berarti ia telah menegakan agamanya dana barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah meruntuhkan agamanya. (H.R. Baihaqi)

Hadis ke-2
Akibat Melalaikan Shalat
مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ اِلَّا بُعْدًا (الحديث)
Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, maka ia hanya akan bertambah jauh dari Alloh (al Hadits)

Hadis ke-3
Keutamaan Shalat Berjama’ah
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ اَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَدِ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً (متفق عليه)
Sholat berjama’ah lebih utama daripada sendirian, dengan pahala setimpal dengan 27 derajat. (HR. Bukhari Muslim)

Hadis ke-4
Tanda Iman Seorang Mukmin
اِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ بِاْلـمَسَاجِدِ فَاْشَهَدُوْا لَهُ باِلْاَيِمَانِ (رواه احمد)
Jika kalian melihat seseorang yang bolak-balik pergi ke masjid-masjid Alloh, maka saksikanlah bahwa ia adalah seorang mukmin.
 (HR. Ahmad)

 Hadis ke-5

Mencari Ilmu
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ
(رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka Alloh mudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim).
Hadis ke-6
Ciri-ciri Menyia-nyiakan Ilmu

مَنْ اَرَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ اِلَّا بُعْدًا (الحديث)
Barangsiapa yang berkehendak mendapatkan ilmu, namun tidak menambah hidayah, maka ia hanya akan bertambah jauh dari Alloh.
 (al Hadits)
Hadis ke-7
Ta’at
مَنْ اَطَاعَنَى فَقَدْ اَطَاعَ اللهِ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَا اللهَ وَمَنْ يُطِعِ اْلاَمِيْرَ فَقَدْ اَطَاعنَي ِ وَمَن يَعْصِ الْاَمِيْرَ فَقَدْ عَصَانِي (رواه مسلم)

Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia sudah taat kepada Alloh. Barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia telah maksiat kepada Alloh. Barangsiapa yang taat kepada pemerintah, maka is berarti ia ta’at kepadaku. Barangsiapa yang maksiat kepada pemerintah, maka ia telah maksiat kepadaku (HR. Muslim)
Hadis ke-8
Keutamaan Shadaqah
اِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَ تَدْفَعُ عَنْ مِيْتَةِ السُّوْءِ(رَوَاهُ التُّرْمِيْذِي)
Sesungguhnya shadaqah itu benar-benar memadamkan murka Tuhan, dan menolak dari kematian yang mendadak (HR. Turmizi).

Hadis ke-9
Membantu Saudara Mukmin dalam Kesulitan
مَنْ نَفَّسَ مِنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Barangsiapa yang membantu mengilangkan kesulitan seorang muslim di dunia, Alloh akan hilangkan kesulitannya pada hari kiamat 
(HR. Muslim)

Hadis ke-10
Menyayangi Anak Yatim
اَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا وَاَشَارَ اِلَى السَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Aku bersama dengan penanggung anak yatim di dalam surga seperti begini (waktu itu) Nabi Muhammad saw mengacungkan dengan jari telunjuknya dan  jari tengahnya dengan  merenggangkan.  Artinya jari telunjuk dan jari tengah berjejer begini seperti Nabi berjejer dengan seorang yang menaggung anak yatim. (H.R. Bukhori dan Muslim).

Hadis ke-11
Tiga Perkara yang tidak akan Putus-putus Pahalanya
اِذَا مَاتَ ابْنُ ءَادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)


Hadis ke-12
Allah Berkuasa Mengangkat Ilmu ke Langit
اِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ اْلعِلْمَ اِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ الْعِبَادُ وَلَكِنْ يَقْبِضُ اْلعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى اِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمٌ اِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُسَاءَ جُهَالًا فَسُئِلُوْافَافْتُوْابِغَيْرِعِلْمٍ فَضَلُّوْا وَاَضَلُّوْا
 (رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ عَنِ ابْنِ عُمَرَ)
Sesungguhnya Alloh tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari hamba dengan langsung cabut saja,  tetapi mencabut ilmu pengetahuan dengan mencabut ulama, sehingga apabila sudah tiada ada lagi seorang alim, manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila mereka ditanya kemudian berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan (H.R. Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar).

Hadis ke-13
Hanya Amal Salih yang Dibawa Mati
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثٌ اَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ اِثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَرْجِعُ اَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ (رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ مُسْلِمٌ)
Ada tiga hal yang mengikuti mayit: keluarga, harta dan amalnya. Lalu dua hal kembali dan satu tetap (mengikuti). Keluarga dan harta yang kembali dan amal yang tetap (mengikuti mayit). (Al-Hadis).

Hadis ke-14
Memperbaiki Niat
اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى(رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)  
Sesungguhnya sah atau tidaknya amal itu terletak niatnya. Dan bahwasanya setiap orang akan memperoleh buah amal sesuai dengan niatnya . (HR. Al-Bukhori).

Hadis ke-15
Syarat Diterima Amal

لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنَ الْعَمَلِ اِلَا مَاكَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهٍ)
Allah tidak akan menerima suatu perbuatan, melainkan amal yang dikerjakan karena ikhlas terhadap Allah semata, dan menurut keridoan-Nya. (HR. Ibnu Majah).

Hadis ke-16
Tanda-tanda Kiamat sudah Dekat

بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ الصَّالِحَاتِ فَسَتَكُوْنُ فِتَنٌ كَقِطَعِ اللَّيْلِى الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ كَافِرًا وَيُمْسِيْ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الذَّنْبِ
 (رَوَاهُ اَحْمَدُ)
Bersegeralah kalian beramal salih, kelak akan ada berbagai fitnah seperti bahayanya malam yang gelap gulita seorang menjadi mukmin dan kafir dan ada kalanya kemarin kafirsekarang mukmin menjual agamanya dengan dosa. (H.R. Ahmad).

Hadis ke-17
Menyebarkan Salam

اَوَلَا اَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ اِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوْاالسَّلَامَ بَيْنَكُمْ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maukah kamu saya tunjukan pada sesuatu, apabila kamu jalankan maka kamu akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kamu sekalian! (HR. Muslim)


Hadis ke-18
Berjabat tangan
تَصَافَحُوْا يَذْهَبِ الْغِلُّ عَنْ قُلُوْبِكُمْ (رَوَاهُ اْلبَيْهَقِيُّ)
Hendaklah engkau suka berjabat tangan, karena berjabat tangan itu bisa menghilangkan kebencian dalam hati (HR. Baihaqi).

Hadis ke-19
Amanat
اِذَا ضُيِّعَتِ اْلاَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ (رَوَاهُ اَحْمَدُ)
Apabila amanat sudah disia-siakan, maka tunggu sajalah masa kehancurannya (HR. Ahmad).


Hadis ke-20
Amar Ma’ruf dan Nahyi Munkar
مَنْ رَاَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَالِكَ اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Barangsiapa yang meilaht kemunkaran, hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka dengan lidahnya, maka apabila tidak mampu (juga), maka dengan lidahnya (yakni diam saja) dan itulah iman yang paling lemah. (HR. Muslim).


Hadis ke-21
Mengajak Berbuat Baik
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ اَجْرُ اَمْثَالِهِ (رَوَاهُ اَحْمَدُ)
Barangsiapa yang memberikan petunjuk kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu. (HR. Ahmad dan lainnya).

Hadis ke-22
Katakan Kebanaran Walau Terasa Pahit
قُلِ الْحَقُّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانٍ)
Katakan  dengan hak (menurut yang sebenarnya) meskipun rasanya pahit. (HR. Ibnu Hiban).

Hadis ke-23
Perumpamaan Orang-orang Mukmin
تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ اِذَا اشْتَكَى عَضُوٌّ تَدَاعَي لَهُ سَائِرُالْجَسَد ِبالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ)
Kamu akan melihat kaum muslim dalam saling menyayangi, saling mencintai dan saling mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota saja sakit, maka tertariklah bagian anggota tubuh yang lain ikut sakit dengan tak dapat tidur dan badan panas. (HR. Bukhori Muslim).

Hadis ke-24
Damai Mendamaikan
اَلَا اُخْبِرُكُمْ بِاَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِالصِّيَامِ وَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ قَالُوْا بَلَى قَالَ اِصْلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَاِنَّ فَسَادَذَاتِ اْلبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ (رَوَاهُ اَبُوْدَاوُدَ وَالتُّرْمِيْذِيُّ)
Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, sholat dan shodaqoh. Jawab sahabat : Tentu mau. Sabda Nabi saw : Yaitu mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu adalah perusak agama. (HR. Abu Dawud dan Turmidzi).

Hadis ke-25
Berbohong untuk Mendamaikan
لَيْسَ اْلكَذَّابُ الَّذِيْ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Tidaklah termasuk pendusta orang yang mendamaikan orang-orang yang bersengketa (HR. Bukhori Muslim).

Hadis ke-26
Takdir Allah
اُطْلُبُوْا الْحَوَائِجَ بِعِزَّةِ اْلاَنْفُسِ فَاِنَّ اْلاُمُوْرَ تَجْرِي بِالْمَقَادِيْرِ(رَوَاهُ ابْنُ عَسَاكِرَ)
Carilah keperluan hidup untuk menjaga kehormatan diri sendiri, karena sesungguhnya semua perkara terjadi menurut takdir Alloh. (HR. Ibnu Asakir).

Hadis ke-27
Ucapan Ketika Mendapat Musibah

وَاِنْ اَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ اَنَّنِيْ فَعَلْتُ لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا, وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ " فَاِنْ لَوْ " تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Apabila kamu mendapatkan musibah, janganlah engkau mengatakan : Andaikata saya berbuat begini, pasti begini-begini. Tetapi katakanlah : Telah ditakdirkan Alloh, apa yang Alloh kehendaki, Alloh membuatnya. Karena ucapan : “Andaikata, sekiranya “, itu membuka amalan setan. (HR. Muslim).

Hadis ke-28
Ulama dan Penguasa

صِنْفَانِ مِنْ اُمَّتِىْ اِذَا صَلَحَا صَلَحَ النَّاسُ جَمِيْعًا وَاِذَافَسَدَا فَسَدَ النَّاسُ جَمِيْعًا اْلعُلَمَاءُ وَاْلاُمَرَاءُ (الْحَدِيْثُ)
Dua golongan, jika baik keduanya, baik pula seluruh manusia, dan jika rusak, rusak pula seluruh manusia, yaitu : Ulama dan Penguasa.
(al-Hadis).

Hadis ke-29
Berbakti kapada Orang Tua
بِرُّوْا اَبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ اَبْنَاءُكُمْ (رَوَاهُ الطَّبْرَانِىُّ)
Berbaktilah kepada kedua ibu bapakmu, pasti nanti anak-anakmu akan berbuat baik (bakti) kepadamu. (HR. Thobroni).

Hadis ke-30
Ridla Allah Tergantung Ridla Orang Tua
رِضَا اللهِ فِى رِضَااْلوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ (رَوَاهُ اْلتُرْمِيْذِيُّ)
Keridoan Alloh tergantung keridoan kedua ibu bapak, dan kutukan Alloh tergantung pada kutukan kedua ibu bapaknya. (HR. Turmidzi).

Hadis ke-31
Keridoan Ibu
الْجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ (رَوَاهُ اْلاِمَامُ اَحْمَدُ)
Surga itu terletak di bawah telapak kaki para ibu (HR. Imam Ahmad)


Hadis ke-32
Kedudukan Ibu dan Ayah
جَاءَرَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ     فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ مَنْ اَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِىْ؟ فَقَالَ:اُمُّكَ.ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:اُمُّكَ,ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:اُمُّكَ,ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:اَبُوْكَ(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Seorang laki-laki mengahadap Rasululloh saw., lalu berkata : Ya Rasululloh, siapakah yang paling berhak menjadi sahabatku? Beliau menjawab : Ibumu, sahabat itu bertanya lagi : Siapa lagi? Jawab beliau: Ibumu. Tanyanya lagi : Siapa lagi? Jawab beliau : Ibumu. Tanyanya lagi : Siapa lagi? Jawab beliau : Ibumu. Tanyanya lagi : Siapa lagi? Jawabnya : Bapakmu, (HR. Bukhori Muslim).

Hadis ke-33
Berbakti kepada Orang Tua setelah Wafatnya
بَيْنَمَانَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَرَسُوْلِ اللِه اِذْجَاءَرَجُلٌ مِنْ بَنِيْ سَلَمَةَ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّاَبَوَيَّ شَيْءٌ اَبَرُّهُمَابِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ وَاْلاِسْتِغْفَارُلَهُمَا وَاِنْفَاذُعَهْدِهِمَامِنْ بَعْدِهِمَاوَصِلَةُ الرَّحْمِ الَّتِى لَاتُوْصَلُ اِلَّابِهِمَاوَاِكْرَامُ صَدِّيْقِهِمَا   

Pada waktu saya duduk bersam rasulillah saw, tiba-tiba seorang Bani Salamah datang, lalu bertanya : Ya Rosulloh, apakah masih dapat saya lakukan untuk berbakati kepada kedua ibu bapakku sesudah meninggalnya?  Nabi saw menjawab : Ad, yaitu, berdo’a, istigfar untuk keduanya dan memenuhisegala janjinya, menjaga silaturahim yang harus dihubungkan lantarannya. Selain itu menghormati dan memuliakan teman-temannya dahulu. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hiban).

Hadis ke-34
Dosa yang Disegerakan Siksaaannya
كُلُّ الذُّنُوْبِ يُؤَخِّرُاللهُ تَعَالَى مَاشَاءَ مِنْهَا اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ اِلَّا عُقُوْقَ اْلوَالِدَيْنِ فَاِنَّ اللهَ
تَعَالَى يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِى الْحَيَاةِ قَبْلَ الْمَمَاتِ (رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ)
Semua dosa akan Alloh Ta’ala tangguhkan mana saja Dia suka sampai hari kiamat ekcuali durhaka kepada  kedua orangtua. Maka sesungguhnya akan Alloh percepat balasan bagi yang durhaka kepadda mereka berdua dalam  hidupnya sebelum mati. (HR. Tobroni ).

Hadist ke-35
Menghormati yang Lebih Besar
dan Menyayangi yang Lebih Kecil
لَيْسَ مِنَّامَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَاوَلَمْ يَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيْرَنَا(رَوَاهُ اَبُوْدَاوُدَ وَالترُّمِيْذِيُّ)
Tidak termasuk golonganku, orang yang tidak menyayangi  yang kecil dan menghormati yang tua. (HR. Abu Dawud dan Turmidzi).

Hadis ke-36
Bermuka Manis
لَاتَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْاَنْ تَلْقَى اَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya sekedar bertemu kawan dengan muka yang manis. (HR. Muslim).

Hadis ke-37
Bertetangga
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلاَخِرِفَلْيُحْسِنْ اِلَى جَارِهِ (رَوَاهُ اْلبُخاريُّ وَ مُسْلِمٌ)
Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Doa  golongan manusia yang tidak akan dilihat Allah nanti pada hari kiamat, yaitu orang yang memutuskan silaturahmi dan tetangga yang buruk. (HR. Dilami).


Hadist ke-39
Do’a yang diijabah
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَاَباتِ لَا شَكَّ فِـْيِهنَّ : دَعْوَةُ اْلوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ (رَوَاهُ اْلبُخَارِيْ)
Tiga do’a yang yakin tidak akan ditolak oleh Allah Ta’ala, yakni :
1.      Do’a orang tua untuk seorang anak;
2.      Do’a orang yang dalam perjalanan.
3.      Do’a orang yang tersakiti.
(HR. Bukhari)

Hadis ke-40
Tawadlu
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَاللهُ عَبْدًابِعَفْوٍاِلَّاعِزًّا وَمَاتَوَاضَعَ اَحَدٌ لِلَّهِ اِلَّا رَفَعَهُ اللهُ (رَوَاهُ َمُسْلِمٌ)
Tidak akan berkurang harta benda karena disedekahkan, dan Alloh tidak  Dan Alloh tidak akan menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan dan tidak ada yang bertawadlu karena Alloh,melainkan Alloh memuliakannya. (HR. Muslim).

Menjaga kehormatan, ikhlas, malu dan zuhud

Salah satu hal terpenting dalam membangun kepribadian seseorang muslim adalah sikap terhadap diri, orang lain dan lingkungan sekelilingnya. ...