Jumat, 15 Maret 2019

Liga Santri dan Malam Kebersamaan

"Semakin kau peduli bagaimana dirimu terlihat di hadapan Allah, semakin kau tak
peduli bagaimana dirimu terlihat di hadapan manusia."
Yasmin Mogahed



Diawali dengan membaca bismillahirrahmaanirrahiim, dan diiringi dengan pujian kepada Allah Swt dengan ucapan alhamdulillah.  Tidak henti-hentinya mulut dibasahi dengan dzikir mengingat kebesaran dan kebaikan-Nya sebagai bentuk rasa syukur yang tiada tara.

Bershalawat kepada pemuka para revolusi peradaban manusia yang diutus ke muka bumi menjadi rahmatan lil'aalamiin. Yakni kekasih Allah kekasih kami Nabi Besar Muhammad Saw.

Tak terasa, waktu terus berlalu. Semoga langkah kaki kita semakin menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Mengantarkan segenap rasa, pikiran bahkan jiwa menuju satu tujuan sejati yakni keridoan Rabbul 'Izzati

Malam itu, Sabtu, tanggal 16 Maret 2019 M atau 9 Rajab 1440 H pada pukul 20:00 wib para santri melangkahkan kaki menuju tempat terbuka untuk menghadiri acara Pentas Muhadloroh Santri Pesantren Hayatan Thayyibah.



Dengan dikelilingi oleh lampu obor dan dihiasi beberapa ornamen slogan yang digantungkan di beberapa ranting pohon di sekitar lapangan, para santri menunggu dimulai acara. Tiba waktunya, salah seorang santri maju ke depan podium sambil mengucapkan selamat datang kepada Mudir Al Ma'had KH. Apit Sudrajat, Lc dan Asatidz, seraya menyapa para peserta dan para mustami'.


"Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa baraakaatuh........"
Djati Mas Prabu (X IPA) terdengar menyapa mustami'in 
persis di bawah pohon durian dan mangga, di samping Mudir al Ma'had.


''Wa'alaikumussalaam wa rahmatullahi wa barakaatuh..." jawab para santri serempak.
Nampak, para santri sedang duduk di atas terval silver
dihapit oleh kelas dan laboratorium, dinaungi pepohonan
menambah suasana malam yang teduh semakin sejuk.
Alhamdulillah, suasana cerah meskipun nampak awan-awan kelambu 
menyisir di balik bulan.


Alhamdulillah, Mudir selalu menyempatkan hadir 
baik dalam kegiatan formal maupun informal santri.
"Tak perlu menunggu harus bisa ini dan itu, tidak usah menunggu punya ini dan itu. 
Untuk sukses, mulailah dari hal yang terkeci, mulai dari diri sendiri dan mulailah dari sekarang.
Malam ini, kami mengapresiasi hasil usaha OPHT yang mempersiapkan acara muhadloroh ini
meskipun seadanya tapi berhasil. Buktinya, malam ini suasana begitu mencair berbaur 
di tempat terbuka seperti ini. Anak-anakku, Cobalah kalian tengok, teman-teman kalian di luar sana! Mungkin ada di antara mereka yang sedang jalan-jalan di MALL, belanja, makan-makan atau minimal mereka berkumpul dengan keluarga. Tapi, kalian di Pesantren sekarang sedang menimba ilmu, sekarang sedang duduk bareng di bawah pohon untuk mendalami islam. Subhanalloh sadarkah kalian beribu-ribu malaikat saat ini tengah hadir di tengah-tengah kalian. Mereka memanjatkan do'a untuk kalian, untuk orangtua kalian dan orang-orang yang kalian cintai. Terakhir ustadz berharap, jadikanlah kesempatan muhadloroh ini, mencetak kalian menjadi generasi yang mencintai Islam, remaja yang semakin faham bahwa negara ini menunggu pemuda yang berakhlakul karimah."


Lantunan ayat suci Al Quran oleh Dhiffa Shofwa.



"Kerahkan hatimu, pikiranmu dan jiwamu ke dalam aksimu 
yang paling kecil sekalipun. Itulah rahasia kesuksesan"
Lazuardi's motto.


"Mayoritas manusia sudah membayangkan bahwa kematian adalah hal yang paling menakutkan di dunia. Namun, tidak ada seorangpun di dunia yang dapat menolaknya. Setiap yang hidup pasti akan mengalami yang namanya kematian atau maut. Dan maut adalah ketetapan ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala yang pasti untuk seluruh makhluk-Nya.
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh……..…” (QS. An-Nisaa: 78)
Dari ayat di atas jelas sekali bahwa setiap manusia akan mengalami kematian dan tidak bisa kita mengelak dari hal itu walaupun dengan cara apapun kita berlindung dan mencegahnya, kematian akan menjemput kita." Tukas Pratisara Riyyasi AW (X IPA)


Subhan Syarifii Akbar ( X IPS) 



"Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu untuk gagal."
Bill Cosby


Rifqi Nuriyasin ( XI IPA)


 "Kata Din muncul sebanyak 79 kali dalam Al-Qur'an, tetapi karena tidak ada definisi terjemahan yang tepat, istilah tersebut menjadi subyek kesalahpahaman dan perbedaan pendapat. Misalnya, istilah ini sering diterjemahkan dalam bagian Al-Qur'an sebagai "agama". Namun, dalam Al Qur'an itu sendiri, tindakan penyerahan kepada Tuhan selalu disebut sebagai Din, bukan sebagai "mazhab" ( مذهب) yang merupakan kata dalam bahasa Arab untuk "agama". Iistilah Dīn juga banyak digunakan dalam terjemahan Al-Qur'an dalam arti yang lain. 
Yang paling terkenal dalam al-Fatihah. istilah ini diterjemahkan di hampir semua terjemahan sebagai "penghakiman"Al Fatihah 1:4 : مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ," jelas M. Fauzan Syauqi Rabbani (XI IPS)


Widodo Arya Sugiharto (XI IPA)


Hadirin yang berbahagia....
Kita saksikan anak-anak zaman now. Mereka menatap orang tua dengan pandangan merendahkan dan menghina selanjutnya melontarkan kalimat-kalimat yang pedas, yang dirasa amat jijik di hati. Berikut adalah untaian syair yang amat memilukan berisi pengaduan seorang ayah tentang anaknya yang durhaka.
“Kala engkau bayi, kuberi engkau makan, engkau tumbuh besar
Dari apa yang engkau dapat dari jerih payahku
Bila malam mengusikmu, mataku tiada terpejam oleh keluhanmu,
Aku terjaga atau hanya berbaring saja
Seolah aku yang menahan derita,
Bukan engkau dan air mata pun terurai
Tak kan pernah terlepas jiwaku dari rasa takut engkau celaka
Padahal jiwaku tahu bahwa kematian adalah ajal yang telah ditetapkan
Saat engkau dewasa, saat aku menaruh harap
Kekejaman dan keangkuhan engkau berikan sebagai balasan
Seolah engkau di pemberi anugerah.”
Maka, turunlah larangan untuk berkata “ah!” Termasuk dalam larangan yang lebih keras dari ini adalah berbicara dengan suara keras, melebihi suara orangtua.
Jelas Dhaifullah Alwan Fauzan (X IPA)


"Jama'ah ..... eeei jama'ah ....," teriak Rafi Syahriza Nurmauludi (X IPA)
"Apapun kejadian, baik kita sukai maupun yang tidak kita sukai, pasti terjadi atas izin Alloh. Semoga kita senantiasa bisa menafakuri setiap kejadian apapun dan menjadi ladang amal bagi kita untuk mencapai derajat yang lebih tinggi di hadapan Alloh Swt," lanjutnya.



 هَدَىنَااللهُ وَاِيَّاكُمْ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

Senin, 11 Maret 2019

Mukhayyam Al Qur'an (Sehari bersama al Qur'an)

Al Qur'an Dulu, Al Qur'an Lagi dan Al Qur'an Terus 

Disunnahkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an sepanjang hayat, terlebih di bulan Ramadhan. Demikian pulan mengkhatamkannya, walaupun hal ini tidaklah wajib. Jika tidak, maka tidak berdosa. Namun sayang, saat itu ia akan luput dari pahala yang besar.

Mukhayyam Al Qur'an adalah salah satu program unggulan di Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah semenjak 2 tahun terakhir. Pada 2017 dan 2018 kegiatan tersebut dilaksanakan di Pasir Parigi, Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Dan tahun 2019 ini, tanggal 1 - 2 Maret 2019 M (27-28 Jumadil Akhir 1440 h) dilaksanakan di Villa Cantik, Benteng, Kota Sukabumi.

Sengaja memilih tempat yang jauh dari suasana hiruk pikuk kendaraan dan manusia, agar lebih terasa suasana alam yang sejuk, nyaman dan menyenangkan. 



Ice Breaking (Tasyji'ul Ruhiah) bersama Ust. H. Apit Sudrajat, Lc
Kalimat-kalimat Thayyibat


Taushiah dari Ust. H. Badar Nur Alawi, Lc
tentang Ashabul Kahfi




Suasana yang baru membawa semangat baru

sehingga mengajak berinteraksi dengan alam (tadabbur alam)




Aula Utama sebagai pusat kegiatan mukhoyyam


Sebagian santri juga ada yg mengkhatamkan di Gazebo (qo'atul ijtima)


Ust. Aldo Kasan Awali mengimami sholat fardlu dan sunnah selama mukhayyam


Ba'da shalat maghrib dilanjutkan dengan tajihat 
dari Pimpinan Pondok H. Apit Sudrajat, Lc


"Kisah  Ashabul Kahfi menginspirasi betapa agungnya nikmat iman dan islam 
yang wajib disyukuri'" jelas Ust. Badar Nur Alawi, Lc 


"Ayo... kamu Rafli maju ke depan....!" sampil mengarahkan telunjuknya, Ust. Rezi 
mendukung M. Rafli agar mengulangi yel-yel Mukhayyam


"Siapa sahabat yang diutus ke Persia untuk menyampaikan surat dari Rasululloh?" Tanya ustadz.
Dengan cepat Alfrian menjawab, "Abdulloh Bin Khudzaifah Al Sahamy..." 
"Benar ....Nih, kamu dapat hadiah," tukas ustadz.


Kegiatan Out Bound dan Refreshing
Game 1 : Dinamika Kelompok  


Game 2 : Dinamika Kelompok 
Mengajari kejujuran dan sportifitas dalam bermain


Game 3 : Dinamika Kelompok
Mengajarkan kesabaran dan sikap empati kepada teman 
agar bisa mengurai tangan yang melilit badan


Serunya main bola kaki di rumput hijau


Byur .....byur....byur....
Melepas lelah di aliran sungai Sawah Bra


Meski Tim Basket tidak full mengikuti kegiatan 
mereka bercengkrama dengan Mudir dan Ust. Abdul Kohar
"Kalian harus menjaga nama baik pesantren. Tunjukan pada mereka bahwa santri pun bisa berprestasi dalam bidang olah raga. Alloohu Akbar..." teriak Ust. Anas


Alhamdulillah 
Selamat tinggal dan sampai berjumpa di lain kesempatan.
(by. Agum)

Sabtu, 09 Maret 2019

Pentas PAI 2019 M / 1440 H

Semakin Tinggi Layang-layang Terbang
Semakin Kuat Angin Menerpa       

Semakin banyak ilmu yang didapat dan semakin dalam ilmu dikaji, maka semakin sering dan jelas pula pertemuannya dengan ujian sungguhan.
Hal demikian membuktikan kebenaran firman Allah Swt dalam Al Qur'an yang artinya, 
“Apakah kalian mengira, bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian semisal yang menimpa dari orang-orang sebelum kalian ? mereka ditimpa malapetakan dan kesengsaraan serta kegoncangan sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman yang bersamanya : “kapankah datang pertolongan Alloh ?” ketahuilah sesungguhnya pertolongan Alloh itu sangat dekat”.(QS. Al Baqoroh : 214)

Imam Az-Zarkasi berkata dalam Al-Mantsur,
العَمَلُ كُلّما كَثُرَ وَشَقّ كَانَ أَفْضَلُ مِمّا لَيْسَ كَذَلِكَ
“Amalan yang semakin banyak dan sulit, lebih afdhal daripada amalan yang tidak seperti itu.”


Dasar kaedah di atas disimpulkan dari hadits ‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلَكِنّهَا عَلَى قَدْرِ نَصَبِكِ
"(“Akan teteapi, pahalanya tergantung dari usaha yang dikerjakan (HR. Muslim

Hari ini, Sabtu, 9 Maret 2019 M betepatan dengan 2 Rajab 1440 H, beberapa santri SMA Pesantren Hayatan Thayyibah mengikuti kegiatan Pentas PAI 2019. Acara yang digelar di SMA Negeri 1 Sukabumi tersebut dihadiri tidar kurang dari sekitar 500 peserta SMA dan SMK se-Kota Sukabumi dan dihadiri pula oleh Wali Kota Sukabumi Bapak H. Ahmad Fahmi, M.Pd

Alhamdulillah keikutsertaan kami dalam ajang tersebut didorong oleh semangat untuk bersilaturrahim dengan rekan-rekan sejawat siswa dan siswi sederajat di kota Sukabumi dan para asatidz pengampu PAI.

Gayung bersambut semangat berkarya dan berprestasi lahir dari spontanitas para santri Hayatan Thayyibah karena dalam waktu 2 - 3 mereka persiapan, "Iso ora iso, iso." Pepatah guru kami, Ustadz Muliayawan Gumilar, SPd.I berpesan,
"Jangan lupa baca bismillah dan shalawat atas nabi Muhammad sebelu bicara!"  pungkasnya.

Biqodarillah satu demi satu cabang perlombaan berjalan dan alhamdulillah dengan doa dan dukungan dari semua keluarga dan teman-teman cabang untuk debat berhasil kita raih meskipun pada peringkat ketiga, setidaknya sudah menyisihkan 2 pesaing sari SMKN 1 dan SMKN 3. 

Disampaikan ucapan terima kasih disertadi do'a jazaakumulloh kepada para pembimbing intern sekolah :
1.  Ustadz H. A. Dzaki, M.Ag
2.  Ustadz Muliayawan Gumilar, S.Pd.I
3.  Ustadzah Eka Wirdayaningsih, S.S
Juga disampaikan kepada Wakasis Ustadz Samsam Budiman, S.Ag, M.Pd dan staff yang membantu kelancaran kegiatan pembinaan. Demikian juga Wakur Ustadz Zaenal Arifin, S.TP, M.Pd atas dukungannya dan tentunya yang Mudir Madrasah dan Ma'had Ustadz. A. Apit Sudrajat, Lc.

Selanjutnya, di cabang MTQ, ada Dhiffa Shofawa kelas XI IPS pun mencetakkan prestasi pertama di bidangnya dengan pringkat ketiga juga. Sementara untuk cabang lainnya kami harus banyak berlatih kebali di waktu dan kesepatan lain.

Salam kami dari SMA Pesantren Hayatan Thayyibah semoga Allah Ta'ala senantiasa memberkati perjalan kita. Aamiin.



 
Tampil Perdana Tim Nasyid LAZUARDI SMA Hatoy


Penyerahan Trophy Juaran III
Kategori Debat antar SMA se-Kota Sukabumi
dalam Pentas PAi 2019.
Tampak dari kiri ke kanan Ust. Apit Sudrajat, Lc (Mudir Madrosah/Ma'had)
dan disusul Abiyyu Hilmi Salam, Laysa Wasih dan Nazla Wafi Nurrafa


Semoga kedepan lebih baik dan secara estafet ada penerus yang sabiq
Ananda Dhiffa Shofwa menyerahakan trophi juara ke-3 
kategori MTQ Pentas antara Pelajar SMA se-Kota Sukabumi.



Pembukaan Petas PAI 2019


"Ada-ada aja Juri bertanya" gerutu Moch Ihsan Rizkiansyah (XII IPA)


"Intrupsi, Dewa Juri .... Kami dari tim kontra yakin 100% bahwa sistim demokrasi di Indonesia bukan berlandaskan Islam." Sanggah Abiyyu Hilmi Salam (XI IPS) yang diamini oleh Laysa Wasilah (XI IPA) dan Nazla Wafi Raffa (XI IPA)


"Ane yakin loh kita bakalan masuk ...." aku Muh. Rizki Kurniawan (XI IPS) sambil menerawang suatu saat nanti kalau pulang bisa bertemu UAS dan bertandang ke rumahnya.


 A"Asa bucat bisul" balas Adnan Muhammad Juanda (X IPA saat bisa menarik nafas dengan lega setelah tampil perdana di cabang Nasyid Acapella

.

Bolak balik engga sia-sia Dhiffa Shofwa (XI IPS) membawa trophy juara ke-3 cabang MTQ


"Makin hebat, sukses bersama, maju bersama. Allohu Akbar...!" teriak Abiyyu Hilmi salam (XI IPS)


"Aku tadi sudah angkat-angkat tuh trophynya ust. Eh ternyata biqodarillah sekarang terbukti," aku Laysa Wasilah (XI IPA) yang cukup lelas dengan sistim debatnya. Semoga ada di antara kami diambil sbg peserta gabungan tim debat kota Sukabumi.


 ".......Asyik bisa selfie eung"
seloroh Dhiffa Shofwa

Naskah lomba KIR
download di sisni!

Menjaga kehormatan, ikhlas, malu dan zuhud

Salah satu hal terpenting dalam membangun kepribadian seseorang muslim adalah sikap terhadap diri, orang lain dan lingkungan sekelilingnya. ...