Senin, 14 Oktober 2019

Menuntut Ilmu

Meraih Surga dan Keridoan Alloh Ta'ala
Melalui Babul Ilmi



Dalam postingan kali ini, akan dikaji tentang kesungguhan para pelajar terdahulu dan ulama salih dalam mencari Ilmu. 
Disadari bahwa ukuran maju tidaknya suatu negara dilihat dari indeks kemampuan sumber daya manusianya. Masalah sepelik apapun akan cepat tuntas dan beres oleh mereka yang mempunyai keahlian, apalagi urusan yang setiap hari dikerjakan. Negara-negara yang 
berkembang rata-rata menghadapi permasalahan karena kurangnya sumber daya manusia yang mendukung. Sehingga pendidikan di zaman sekarang menjadi prioritas yang utama. Menghadapai tantangan zaman yang dinamis dan kemajemukan dalam dinamika kehidupan, maka dituntut manusia yang arif dalam membangun manusia yang berkwalitas, beriman dan bertakwa serta trampil dalam memecahkan masalah di abad modern ini.Tidak berlebihan jika Islam menempatkan ahli ilmu pada tempat tertinggi baik di hadapan 
manusia terlebih di hadapan Sang Pencipta. Begitu agungnya, sehingga Allah Ta'ala menyebutkan dan menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi pencari ilmu melebihi orang yang berjihad di jalan Allah Swt (mujahid).
Dalam surat al Mujadalah Allah Swt berfirman,



يا يهاالذين امنوااذاقيل لكم تفسحوافى المجالس فافسحوا يفسح الله لكم واذاقيل انشزوا فانشزوايرفع الله الذين امنوامنكم والذين اوتواالعلم درجات والله بما تعملون خبير
 
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu : "Berlapang-lapanglah dalam majlis!", maka lapangkanlah niscaya Allah akan melapangkan untukmu. Dan apabila dikatakan : "berdirilah kamu!", maka berdirilah kamu, niscara Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa tingkatan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadal;ah ayat 11)
 Allah Swt telah menyediakan tempat khusus bagi mereka yang mencari ilmu dan memuliakan ahli ilmu yang tempat di dalam surga dengan pintu 
bagi mereka yang disebut babul ilmi.

A.    Memahami Ayat dan Hadis tentang Mencari Ilm
o   Surat Al-Taubah/9:122

مَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya

o   Hadis dan kisah-kisah teladan tentang menuntut ilmu
Mustahil akan sampai tujuan yang dimaksud jika tidak memahami dan mengetahui jalan yang ditempuh. Inilah sebuah kiasan atau analogi
yang dilukiskan oleh para ulama untuk para pencari ilmu.
مَنْ اَخْطَأَ فِى الطَّرِيْقِ ضَلَّ

Syaikh Abu Abdillah Muhamamd Bin Shalih al-Utsaimin rahimahulloh pernah berkata, 

طَالِبُ الْعِلْمِ : إِذَا لَمْ يَتَحَلَّ بِالْأَخْلَاقِ اْلفَاضِلَةِ فَإِنَّ طَلَبَهُ لِلْعِلْمِ لاَ فَائِدَةَ فِيْهِ

"Seorang penuntut ilmu, jika tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, maka tidak ada faidah menuntut ilmunya.”( Syarhul Hilyah Fii
Thalabul Ilmi, hal. 7)

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim (HR. Ibnu Majah).

طَلَبْتُ اْلأَدَبَ ثَلَاثِيْنَ سَنَّةً وَطَلَبْتُ اْلعِلْمَ عِشْرِيْنَ سَنَّةً كَانُوْا يَطْلُبُوْنَ اْلأَدَبَ ثُمَّ اْلعِلْمَ








Kisah Teladan Imam Malik dan Imam Syafi'i
dalam menjaga adab dan mencari ilmu
 
Saya mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan saya mempelajari ilmu (agama) selama dua puluh tahun, dan ada-lah mereka (para 
ulama salaf) memulai pelajaran mereka dengan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian baru ilmu”.( Ghayatun-Nihayah fi Thobaqotil 
Qurro I/446, cetakan pertama, Maktabah Ibnu Taimiyyah, Maktabah Syamilah)

B.       Adab dalam Menuntut Ilmu
o   Meluruskan Niat
o   Hormat dan Santun kepada Guru
o   Mengawali dan Mengakhiri Belajar dengan Do’ā
o   Semangat dalam Belajar
o   Mengamalkan Ilmu yang telah Didapat
o   Menyampaikan Ilmu

  C.    Keuntungan Menuntut Ilmu
o   Allah Ta’ala akan Jadikan Orang-orang yang Menuntut Ilmu Menjadi Baik.
o   Allah akan Mempermudah Jalan Menuju Surga bagi Para Penuntut Ilmu
o   Allah Ta’ala akan Memberikan Pahala yang Tidak akan Terputus bagi Ilmu yang Bermanfaat.
o   Allah Ta’ala akan Memberikan Pahala yang Tidak akan Terputus bagi Ilmu yang Bermanfaat.
o   Allah Ta’ala akan Menjadikannya Sukses di Dunia dan Bahagia di Akhirat

a.    Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-‘ilmu dalam bahasa Arab. Secara bahasa (etimologi) kata al-‘ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima – ya`lamu- `ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-‘ilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu). Sehingga jika dikatakan  alimtu asy-syai’a berarti “saya mengetahui sesuatu”.
 
Sementara secara istilah (terminologi) ilmu berarti pemahaman tentang hakikat sesuatu Ia juga merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang diketahui dari dzat (esensi), sifat dan makna sebagaimana adanya. Dalam kitab Tafsir Aisar at-Tafaasir dijelaskan bahwa:

الْعِلْمُ سَبِيْلُ الْخَشْيَةِ فَمَنْ لَا عِلْمَ لَهُ بِاللهِ فَلَا خَشْيَةَ لَهُ اِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ اْلعُلَمَاءُ

Artinya : “Ilmu itu adalah jalan menuju rasa takut kepada Allah, barang siapa yang tidak mengenal Allah, maka dia tidak mempunyai rasa takut pada-Nya.  Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama”


a.   Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi sitiap muslim, dengan ilmu seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan duniawi maupun ukhrawi.
b.    Ilmu bisa deperoleh hanya dengan cara dan etika yang benar serta sabar menghadapi cobaan.
c.    Islam telah memberikan tuntunan menuntun ilmu yang benar sehingga bisa bermanfaat bagi diri sendri dan orang lain.
d.    Ilmu merupakan identitas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain
e.    Ilmu tidak bisa diperoleh dengan mudah, dibutuhkan syarat-syarat khusus diantarangan adalah patuh kepada orang tua dan guru agar mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah.
f.     Orang tua dan guru harus dihormati, jika mereka masihi hidup kita harus sopan dan santun serta tidaka mnyakiti hati mereka, jika sudah meninggal arus kita doakan.
g.    Ulama terdahulu telah mencontohkan cara-cara yang dilakukan sehingga memperoleh ilmu yang membawa manfaat bagi kita sampai sekarang

Ketinggian Akhlak  Ahli Ilmu di Zaman Dahulu

1)   Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut Ilmu
Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : ”Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku”.

2)   Belajar Setiap Hari
Al-Imam an Nawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh, Hadits, Tafsir, dsb..)

3)   Membaca Kitab Sebagai Pengusir Kantuk
Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya. sehingga beliau bisa segar kembali.
 
4)   Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu Meski Di Kamar Mandi
Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: “Bacalah kitab ini dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi”.

5)   Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
Ibnul Jauzy  sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab.
Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)
        Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali majelis (satu malam) dibaca 2339 hadits.

        Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah Andalus setelah beliau pulang dari Makkah.

6)   Mengulang  Membaca Suatu Kitab Hingga Berkali-Kali
Al-Muzani berkata: ”Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i) sejak 50 tahun lalu dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang tidak ditemukan sebelumnya”.

Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari sebanyak 700 kali.

7)   Kesungguhan Menulis
Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.
Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/menyalin lebih dari 2000 jilid kitab-kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku.

Ibnu Thahir berkata: ”saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali”.
Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-90 jilid buku

8)   Sangat Bersemangat Dalam Mencatat Faidah
Al-Imam an-Nawawy berkata: “Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan sering-sering mengulang kembali”.

Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi , dan seterusnya hingga 18 kali.

9)   Takzim kepada Rasululloh Saw
      Suatu hari Imam Malik rahimahulloh Ta’ala diajak berkendara, namun beliau menolak. Lalu ditanyakan kepadanya, belaiu menjawab, “Aku malu menginjak bekas telapak kaki rasululloh Saw.
        Dari itu, seorang muridnya Abdulloh Bin Mubarak rahimahulloh Ta’ala berkata, “Aku belajar adab kepada Imam Malik rahimahulloh Ta’ala sealam 20 tahun, dan aku belajar ilmu kepadanya hanya 2 tahun.” Lalu ditanyakan kepadanya, beliau menjawab “Kalau belajar ilmu, aku masih bisa ke ulama-ulama besar di kota ini (Madinah), tapi untuk belajar adab. Aku belum menemukan orang mulai seperti beliau.”
        Memang Imam Malik Bin Anas Al Ashbahy memang lahir dan besar di Madinah, sementara Nabi Muhamamd Saw di utus di Mekah, lalu hijrah sampai meninggal di Kota Madinah.

10Memuliakan Guru
     Ketinggian ilmu dan akhlak Imam Malik Bin Anas bin ‘Amir Al-Ashbahi tidak diragukan lagi. Bahkan di saat kecil ibunya berpesan,
إِذْهَبْ اِلَى رَبِيْعَةَ فَقَالَتْ فَتَعَلَّمْ مِنْ اَدَبِهِ قَبْلَ عِلْمِهِ...!
        “Pergilah engkau ke Imam Rabi’ah!” Lalu berkata ibunya, “Dan belajar adablah darinya, sebelum belajar ilmunya”

11)  Segan kepada Guru
كُنْتُ أُصَفِّحُ اْلوَرَقَةَ بَيْنَ يَدَي مَالِكٍ صُفُحًا رَفِيْقًا هَيْبَةً لَهُ لِئَلَّا يَسْمَعَ وَقْعَهَا
“Dulu aku membolak balikkan kertas di depan Imam Malik dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tak mendengarnya”.

Test Kompetensi Bab 6

1.    Perhatikan hadis berikut!  طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ  Bahwa kata yang digarisbawahi mengandung arti wajib. Menurut sebab turunya hadis, ilmu yang dimaskud adalah ... 
a.         Hakikat                         b. Ma'ripat                     c.Syariat              d.         Faroid                       e. Falaq
2.   Rasululloh Saw menggambarkan bahwa ilmu adalah NUR atau cahaya. Dan sesungguhnya, cahaya tidak akan diberikan kepada orang yang maksiat.  Berikut ini yang bukan termasuk kategori ilmu sebagai cahaya yang dimaksud ...
a.         Ilmu nujum        
b.         Teknologi         
c.         Ilmu Farmasi
d.         Ilmu Ruqiyah          
e.         Ilmu Hajamah
3.    Alloh akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan  … .
a.         orang-orang yang diberi ilmu beberapa tingkatan.           
b.         agar kamu mendapatkan rahmat.
c.         pembeda manusia dengan  makhluk lain
d.         Alloh mengetahui apa yang kamu perbuat.
e.         pembeda orang kaya dan orang miskin
4.    Dalam Islam di tekankan bahwa tujuan atau niat seseorang mencari ilmu harus benar. Berikut yang bukan tujuan atau niat mencari ilmu adalah … .
a.         Mencari ridla Allah
b.         Menghilangkan kebodohan
c.         Mampu berdebat dengan guru
d.         Melaksanakan perintah Alloh dan Rasululloh Saw
e.         Menghidupkan  agama Islam
5.    cabang ilmu yang membahas tentang tata cara beribdah seperti shalat adalah ..
a.         Fiqih atau hokum        
b.         Akhlak atau etika     
c.         Al Qur’an
d.        Tarikh atau sejarah     
e.         Aqidah atau tauhid
6.    مَنْ لَا شَيْخَ لَهُ فَالشَّيْطَانُ شَيْخُهُ   Adalah sebah ucapan yang masyhur di antara para pelajar. Dalam ucapan itu ditekankan tentang … .
a.         Setiap bertemu guru harus hormat seperti hormat bendera
b.         Tidak menyinggung atau menyakiti hati guru
c.         Berjalan membungkuk dan bersimpuh di hadapan guru
d.         Tidak membicarakan sama sekali tentang guru
e.         Pentingnya berguru
7.    Kunci utama seseorang dalam mencari ilmu adalah … .
a.         Orang tua                   
b.         biaya dan sarana               
c.         prasarana
d.         kesungguhan             
e.         kekuatan
8.    Berkaitan dengan ilmu, dalam Al Qur’an Allah memberi penghargaan besar kepada orang yang beriman dan berilmu. Bentuk penghargaan tersebut adalah  …
a.         Mempermudah usahanya
b.         Mengangkat derajatnya
c.         Memperpanjang umurnya     
a.         Meluaskan rizkinya
b.         Melapangkan jalannya
9.    Salah satu misi Nabi Muhammad Saw adalah menyempurnakan akhlak manusia. Artinya bahwa akhlak masyarakat arab saat itu jauh dari tuntunan nilai kebenaran.
Pelajaran yang dapat kita petik dari rislah beliau Saw adalah
a.         manusia akan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.
b.         akhlak adalah pembeda manusia dengan binatang.                    
c.         tugas nabi sangat berat.
d.         nabi berdakwah mulai dari masyarakkat yang berstrata rendah ke strata atas.                             
e.         ilmu yang paling utama dan yang pertama harus dipelajarai sebelum yang lain adalah akhlak.
10.    Orang yang sedang menuntut ilmu mendapat tempat luar bisa dan di muliakan Allah swt. Salah satu kemulyaan tersebut adalah
a.         Orang yang sedang menuntu ilmu haram di goda setan
b.         Orang yang sedang menuntu ilmu tidak harus wudhu
c.         Orang yang sedang menuntu ilmu jika sakit Allah langsung menyembuhkan
d.         Orang yang sedang menuntu ilmu jika berkata bohong tidak dosa
e.         Orang yang sedang menuntu ilmu jika mati dihukumi mati syahid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjaga kehormatan, ikhlas, malu dan zuhud

Salah satu hal terpenting dalam membangun kepribadian seseorang muslim adalah sikap terhadap diri, orang lain dan lingkungan sekelilingnya. ...